Posts

Sumringah Pemuda Muhammadiyah di Arifin

Obrolan dua generasi berbeda ini nampak santai, tapi berisi. Generasi yang satu ingin punya peran penting di sawit, sementara generasi yang satu lagi bangga oleh keinginan itu.

Alhasil tak terasa sekitar dua jam rombongan Pengurus Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Riau itu ngariung di ruang kerja Ketua Umum DPP Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo), Gulat Medali Emas Manurung, itu di kantor perwakilan DPP Apkasindo di kawasan jalan Arifin Ahmad Pekanbaru, kemarin sore.

Ketua PWPM Riau, Firdaus nampak sumringah usai pertemuan itu. Sebab begitu banyak menurut dia hasil obrolan yang sangat bermanfaat.

Terlebih, Apkasindo sangat welcome dengan niat mereka untuk meningkatkan kemandirian Pemuda Muhammadiyah di sektor pertanian khususnya industri kelapa sawit.

Industri yang selama ini telah mumpuni membantu perekonomian masyarakat. Di tengah pandemi, sektor perkebunan kelapa sawit menjadi sektor yang stabil secara ekonomi, sosial dan tentunya berkelanjutan.

“Kami berharap prospek industri sawit ke depan lebih baik lagi, dukungan semua elemen masyarakat dan pemerintah tentu sangat diharapkan,” Firdaus berharap.

Sebab di Riau, 47% ekonomi bertumpu kepada sektor itu, belum lagi dari informasi yang didapat Firdaus, ketergantungan petani terhadap sawit masih besar.

“Luas kebun kelapa sawit di Riau itu sekitar 4,02 juta hektar. Ini setara dengan 26% dari total luas perkebunan kelapa sawit nasional. Dari 4,02 juta tadi, 2,7 juta hektar dikelola oleh petani. Tentunya kami berharap bisa memberikan sumbangsih di sektor ini melalui program yang paduserasi,” pinta Firdaus.

Dengan tagline keren Apkasindo #sawit adalah kita, “Kami Pemuda Muhammadiyah siap menjadi bagian dari Duta Sawit Indonesia,” wajah Firdaus nampak serius dengan stelan rompi santripreneur sawit Apkasindo yang baru dikenakan Gulat kepadanya.

Gulat sendiri mengaku senang menerima rombongan pengurus Pemuda Muhammadiyah Riau itu. “Kami banyak bertukar pikiran tentang industri kelapa sawit sebagai industri strategis, dan seperti apa Pemuda Muhammadiyah mengambil peran di sektor itu,” katanya.

Sejauh ini kata Gulat, Apkasindo sudah menjalin kerjasama dengan berbagai elemen masyarakat, tujuannya tentu demi memperkuat dan saling sinergi tentang sawit Indonesia.

Misalnya baru-baru ini Apkasindo menggelar kegiatan Satripreneur berbasis UKMK sawit. Santripreneur ini adalah program Wakil Presiden.

Waktu itu ada 55 Pondok Pesantren dari 12 Kabupaten Kota di Riau yang kemudian diajak pelatihan singkat tentang bibit sawit di Tapung, Kampar.

“Ke depan, yang semacam itu juga akan dilakukan di 22 provinsi perwakilan Apkasindo. Program ini dipaduserasikan dengan Peremajaan Sawit Rakyat(PSR),” katanya.

Tahun ini di Riau kata Gulat, target PSR seluas 26.500 hektar. Dari target seluas itu, akan masuk duit ke Riau sekitar Rp750 Miliar.

“Kita harus gotong-royong mensukseskan target ini. Pak Gubernur Riau sangat berharap taregt ini tercapai,” Gulat mengingatkan.

Satu hal yang paling penting menurut Gulut, ke depan minyak sawit akan semakin penting dan merupakan kedaulatan negara melalui sistem kedaulatan energi negara.

“Produksi Biodiesel berbasis minyak sawit yang saat ini terus dikembangkan akan berdampak pada kebutuhan domestik dan internasional, tentu ini sumber devisa strategis untuk negara melalui ekspor, termasuk juga ekspor CPO dan turunannya” Gulat mengurai

Sumber : Gatra.com

Leave a Reply :

* Your email address will not be published.

kaçak bahiscanlı bahiskaçak bahis sitelerijustin tv izlecasinowordpress kurbahis siteleri
%d bloggers like this: