Dua Jam di Pembibitan Sinarmas, Ini Kata Stafsus Wapres
Muhammad Taufik Azim nampak takjub menengok batang bibit kelapa sawit di pembibitan kelapa sawit Kijang Estate milik PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (PT SMART Tbk) Desa Kijang Makmur Kecamatan Tapung Hilir, Kabupaten Kampar, Riau, kemarin.
Ini kali pertama lelaki 28 tahun ini menengok pembibitan seluas itu; mencapai 59 hektar yang dijejali oleh ragam varian dan umur bibit kelapa sawit.
Mulai dari yang masih pre-nursery dalam polyback kecil hingga bibit yang sudah siap tanam, ada di sana. Begitu juga dengan varian Dura x Psipera (DxP) Dami Mas, macam-macam di sana.
Meski hanya sekitar dua jam di bibitan itu, Azim sudah dapat ragam ilmu soal benih Damimas yang unggul dari Sinar Mas. Mulai dari cara menanam kecambah di bibitan, mengenal kecambah yang normal dan abnormal, cara menyeleksi bibit yang apkir dan normal, termasuk mengenal hama penyakit di bibitan dan cara penanggulangannya.
Kepala Sekolah bidang Pembelajaran Pondok Pesantren (Ponpes) Al Muttaqien Desa Jati Baru Kecamatan Bungaraya Kabupaten Siak, Riau ini tak sendirian datang ke sana.
Tapi bersama 54 orang pengurus sejumlah Ponpes lain dari kabupaten kota yang ada di Riau. Mereka dibawa oleh Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (DPP-Apkasindo).
Ketua Umum DPP Apkasindo, Gulat Medali Emas Manurung, Ketua Harian PB NU yang juga Staf Khusus (Stafsus) Wakil Presiden, KH. Imam Aziz, Dewan Pembina DPP Apkasindo yang juga tenaga ahli utama Kantor Staf Presiden (KSP), Mayjen TNI (Purn) Erro Kusnara, Staf Ahli Kementan, Syaiful Bahri, Asisten Staf Khusus Wapres, Tri Chandra dan Ketua DPW Apkasindo Riau, Suher, ada di antara mereka.
Sebab mereka datang ke pembibitan itu memang untuk praktek lapangan, menuntaskan rangkaian acara workshop santripreneur yang ditaja sejak sehari sebelumnya.
“Ini kali pertama saya menengok langsung proses pembibitan, tahapannya detil, panduannya lengkap, beda dengan apa yang sering dipraktekkan petani,” kata ayah satu anak ini kepada Gatra.com usai menjalani praktek lapangan.
Azim mengaku tak sabar lagi untuk mempraktekkan ilmu yang dia dapat itu. “Kami musti merubah pola menanam sembarangan, biar hasil maksimal,” katanya.
Kebetulan di Ponpes kata Azim, sudah ada sekitar 18 hektar kebun kelapa sawit, semuanya milik pondok. “Nah, kalau rencana usaha bibitan nanti jadi, lahan sekitar 4 hektar sudah ada kami siapkan dekat pondok,” terangnya.
Bagi Sinar Mas sendiri, kedatangan para alumni santri tadi adalah sesuatu yang sangat unik dan baru pertama sekali. Ini menjadi momen penting bagi perusahaan untuk ikut menyukseskan program santripreneur yang digagas Wakil Presiden, KH. Ma’ruf Amin itu.
“Kami dapat cerita dari Apkasindo bahwa Ponpes dan alumni santri akan disiapkan untuk berbisnis, khususnya penyediaan bibit unggul bersertifikat untuk mendukung dan menyukseskan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). Untuk ini kan dibutuhkan kecambah,” kata General Manager Inti Kampar SMART, Abdillah Sotlihin saat berbincang dengan Gatra.com usai acara itu.
Nah, perusahaan kata lelaki 53 tahun ini sangat siap mentransfer ilmu dan teknologi kepada Ponpes dan alumni santri terkait usaha pembibitan itu.
“Kami juga siap memenuhi kecambah yang dibutuhkan. Semua ini kami lakukan lantaran kami juga ingin program ini sukses. Kalau Ponpes sudah bisa menyiapkan bibit siap tanam yang legitimate, otomatis rentang kendali yang tadinya jauh akan dekat, dengan begitu biaya angkut juga akan lebih murah,” kata ayah 2 anak ini.
Jika kerjasama dengan santripreneur ini berlanjut, berarti bertambah pula kelompok masyarakat yang sudah disentuh oleh Sinarmas.
Sebab sebelumnya, Sinarmas juga sudah menggandeng petani-petani swadaya untuk bermitra. Salah satunya adalah kelompok masyarakat yang ada di kawasan Kandis, Siak. Ada sekitar 500 hektar lahan milik petani swadaya yang dibina di sana dan bakal bertambah.
“Sebelumnya santripreneur berbasis sawit ini belum pernah ada. Ini sangat bagus dan luar biasa. Selain membuka peluang ekonomi baru, juga akan menumbuhkembangkan sentra-sentra penyedia bibit baru yang akan meminimalisir biaya transportasi dan multiplier efek nya ini besar,” kata General Manager Plasma SMART, Ruslan Hasibuan, kepada Gatra.com.
Imam Aziz sendiri tak menduga kalau kunjungan lapangan itu sangat komplit. “Tadinya saya enggak berencana ikut ke lapangan, tapi jadinya jadi ingin menengok langsung. Alhamdulillah, Sinarmas menunjukkan kelasnya sebagai perusahaan besar. Ini nampak dari sarana dan prasarana pembibitannya yang sangat moderen,” katanya saat didapuk memberi sambutan.
“Saya berharap Ustadz dan Kiyai yang hadir ke pembibitan ini bisa memanfaatkan ilmu yang didapat di sini untuk menambah wawasan tentang enterpreneuship di bidang perkelapasawitan, semoga berkah bagi Indonesia, pondok pesantren pada khususnya,” tambahnya.
Santri kata Imam bisa membangun kawasan industri sawit ‘satripreneur’, membangun petani kelas menengah, tinggal kerjasama dengan Pemda dan pemerintah pusat saja untuk mendapatkan lahan.
“Tapi tetap harus didukung oleh perusahaan sawit dan kampus vokasi sawit seperti AKPY Stiper dan Politeknik Sawit Kampar. Ini akan menjadi model baru untuk kebun modern berbasis santri,” katanya.
Atas nama Kantor Wakil Presiden, Imam berterimakasih oleh keramahan dan kerjasama Sinarmas.
“Begitu juga dengan Apkasindo dan BPDPKS, terimakasih atas ide-ide kreatifnya. Saya menitip para alumni Ponpes ini untuk terus didampingi,” pintanya.
Sumber : Gatra.com