BPDPKS Sekolahkan Petani se-Indonesia Menjadi Auditor ISPO
Percepatan sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) membutuhkan dukungan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk kegiatan implementasi dan audit. Atas dasar itulah, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) memberikan dukungan kepada petani sawit untuk mengikuti kegiatan pendidikan auditor ISPO.
Pelatihan auditor ISPO digelar oleh Mutu Institute di Bogor, Jawa Barat, selama satu minggu. Gulat mengatakan jumlah anggota APKASINDO sebanyak 10 orang yang menjadi peserta pelatihan. Peserta ini sebagian besar pengurus DPW APKASINDO se-Indonesia mulai dari Sumatera sampai Papua.
“Kami berharap dengan disekolahkannya 10 pengurus Apkasindo ini akan menjadi tambahan amunisi buat petani. Sebagaimana arahan Presiden Jokowi melalui peraturan presiden yang mengatur ISPO. APKASINDO dukung program ISPO sekalipun itu cukup terjal buat Petani. Karena regulasi telah mewajibkan,” urainya.
“Satu hal penting adalah auditor dari petani berbeda dengan auditor perusahaan. Karena auditor dari APKASINDO ingin memandu serta mengarahkan rekan-rekan sesama petani agar memahami apa itu ISPO dan bagaimana prosedur menuju kesana. Sebab, tidak mudah menyakinkan petani sawit dan hanya sesama petani dapat saling memahami,” jelasnya.
Target APKASINDO adalah mengirimkan lagi 10 petani setiap angkatan pelatihan auditor ISPO. Jadi 22 DPW Provinsi dan 144 DPD Kabupaten Kota harus punya auditor ISPO. Dengan begitu, mereka bisa membantu sesama petani menuju ISPO.
“Dengan Mutu Institute, kami juga telah membuat nota kesepahaman tahun lalu. Tak lupa, kami ucapkan terima kasih kepada BPDPKS yang selalu mendukung petani Sawit menuju lebih baik dan berkelanjutan. Sebagaimana arahan Jenderal Moeldoko selalu Ketua Dewan Pembina APKASINDO bahwa organisasi harus menjadi jembatan. Tujuannya membawa manfaat dan berguna bagi petani,” ungkap kandidat Doktor Lingkungan Universitas Riau ini.
Sebelumnya, DPP APKASINDO telah memiliki 5 auditor ISPO. Hasilnya, organisasi mampu membantu proses sertifikasi 27 Kelompok Tani dan KUD di 22 Provinsi perwakilan APKASINDO. Gulat menjelaskan bahwa kehadiran auditor ISPO ini terbukti membantu proses sertifikasi ini karena petani kerap kali tidak paham istilah dan syarat sertifikasi. Akibatnya, mereka enggan untuk melanjutkan prosesnya.
Gulat menyebutkan dengan tambahan calon auditor sebanyak 10 orang ini. Diharapkan mereka lulus pelatihan sehingga proses kegiatan sertifikasi ISPO petani lebih cepat. Peserta pelatihan ini berasal dari Riau, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Sulawesi Tengah, Kalimantan Barat dan Papua antara lain Dr. Ambar, Dr. Willy, Indra Rustandi, SM, Siswanto, SP., Ir. Gusdalhari, Ir. Tedi Susilo, Dalkaren Rusli, SE., M.Yunus, S.Sos, Pandapotan Sitanggang, SP., dan Terry Ansanay, SP, M.Si).
“Selain teori, peserta petani dilanjutkan dengan praktek mengaudit di salah satu perusahaana perkebunan sawit. Tentu dengan protokol kesehatan yang ketat,” ujar Gulat yang juga Auditor ISPO Angkatan XVIII.
Ketika redaksi menghubungi Siswanto, Ketua DPW APKASINDO Sulawesi Tengah, salah satu peserta pelatihan. Ia langsung meminta wawancara dilakukan saat jam istirahat.
“Nanti wawancara di jam istirahat. Saya masih mengikuti materi pelatihan. Takut tidak lulus. Perintah Ketua Umum bahwa petani APKASINDO wajib lulus,” tegas Siswanto.
Sumber: https://sawitindonesia.com